-
Refleksi Nishfu Sya’ban: Momen Meningkatkan Ketaatan dan Menyudahi Permusuhan
Pada bulan Sya’ban terdapat malam Nishfu Sya’ban (pertengahan bulan Sya’ban). Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pun memuliakannya, sebagaimana disebutkan dalam sabda-Nya: يُطَلِّعُ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى إِلَى خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيْعِ خَلْقِهِ إلاَّ لمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ “Allah Tabaraka wa Ta’ala memperhatikan makhluk-Nya di malam Nishfu Sya’ban, kemudian mengampuni semua dosa makhluk-Nya, kecuali orang musyrik dan saling bermusuhan.” (HR. Ibnu Hibban) Inilah momen penting bagi orang yang melakukan kesalahan dan melalaikan hak Allah, agama, dakwah dan kewajiban-Nya. Inilah momen untuk menghapus dendam dalam hati kepada saudara-saudara kita. Maka, tak ada tempat bagi pendendam, pendengki dan orang yang saling bermusuhan. Karena itu, ucapan yang keluar dari lisan kita adalah: رَبَّنَا…
-
TAJDID AL-DIN VERSUS MODERNISASI AGAMA
Pendahuluan Belakangan ini, ramai diarusutamakan gagasan moderasi agama. Sebuah gagasan beragama secara moderat. Jauh sebelum itu, dipromosikan juga gagasan modernisasi agama, yaitu gagasan beragama secara modern. Agama (Islam) harus adaptif dengan tatanan dunia global yang metropolitan. Cara berislam yang bersikeras berpegang teguh pada ajaran Islam, menginginkan tegaknya sistem Islam, dan menolak budaya Barat, dianggap kuno dan tidak berkemajuan. Standar modernisasi bukan lagi pada aspek teknologi, namun penerimaan pada pemikiran dan budaya Barat. Oleh karenanya, ortodoksi fikih Islam harus ditinjauulang. Benarkah modernisasi semacam itu memiliki landasan normatif dalam Islam berupa konsep tajdid? Untuk menjawab pertanyaan itu, tulisan ini disusun. Konsep Tajdid al-Din dalam Islam Kata “jadid” digunakan dalam al-Qur`an dan…