-
SIKAP SEORANG TERPELAJAR
Belajar untuk terus melakukan pendalaman tsaqafah Islam itu wajib. Karena memang tsaqafah Islam itu mendalam dan harus dipelajari secara serius dan sungguh-sungguh. Namun ingat, bahwa ilmu bukan tujuan. Tujuan kita adalah mengabdi pada Allah. Pengabdian kita pada Allah adalah dengan menjalankan seluruh syariatNya. Buah ilmu adalah dakwah dan tegaknya kehidupan Islam. Semakin dalam belajar seharusnya makin cinta dan semangat mengamalkan Islam dan menegakkannya dalam semua aspek kehidupan. Alumni Ponpes atau alumni Timur Tengah yang nyinyir pada orang yang memiliki ghirah keislaman tinggi bahkan memusuhi mereka yang berdakwah untuk Islam adalah sebuah kejanggalan. Kejanggalan tersebut karena redupnya semangat keberislaman dan merasa silau dengan peradaban Barat. Akhirnya dengan berbagai dalih dan dalil…
-
DIANTARA ILMU YANG MAHAL ADALAH SADAR DIRI
Saya pernah menyimak guru saya mengutip nasihat Ibn Hajib al-Maliki yang berkata: ﻣﻦ ﻛﺎﻥ ﻓﻲ ﻧﻔﺴﻪ ﺷﻲﺀ ﻓﻬﻮ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻻ ﺷﻲﺀ “Siapa yang merasa dirinya hebat, maka ia di sisi Allah tidak bernilai sama sekali.” Nasihat Abdullah Ibnu Mas’ud رضي الله عنه berikut in sya Allah sudah familar: لَيْسَ الْعِلْمُ بِكَثْرَةِ الرِّوَايَةِ وَلَكِنَّ الْعِلْمَ الْخَشْيَةُ “Ilmu bukan berupa banyak riwayat. Tetapi ilmu adalah rasa takut (khasyah).” Namun kenapa sulit sekali nampak pada diri para pembelajar? Inilah esensi dari adab. Benar, seorang ahli hikmah ada yang mengatakan: إخفاء العلم هلكة وإخفاء العمل نجاة “Menyembunyikan ilmu adalah kehancuran, sedangkan menyembunyikan amal adalah keselamatan.” (Ibn Abdil Barr, Jami’ Bayan al-Ilm wa Fadhlih)…
-
Memahami Khidmat Para Ulama pada Ilmu
Membaca khidmat para ulama pada ilmu yang di luar nalar kita yang lemah, kadang kita malah sibuk bertanya-tanya mengapa itu terjadi pada mereka (para ulama) dan apakah hal itu tepat atau tidak, apakah itu tidak berlebihan, dll. Sementara kita tidak bisa menangkap pesan pentingnya. Apa? Khidmat pada ilmu yang total. Begitulah seharusnya kita. Bentuknya? Silahkan kita bisa takar kemampuan kita masing-masing. Pada diri para ulama, Allah titipkan ilmu yang melampaui orang-orang pada zamannya. Di antara para ulama hafal al-Quran, ribuan Hadits, berbagai matan kitab sejak usia belia. Ikhwah fillah bagaimana kalau kita baca biografi para ulama di era Tabi’in dan Tabi’ Tabi’in? Apakah akan terperanjat sampai berteori bahwa itu tidak…
-
REFLEKSI DI MASA PANDEMI: PERTAUTAN HATI DI ANTARA PENGEMBAN DAKWAH
Oleh: Yuana Ryan Tresna Mengokohkan Ukhuwah Harus diakui, Pandemi Covid-19 telah banyak mengubah pola dan perilaku manusia, tak terkecuali kaum muslim. Termasuk para aktivis dakwah. Kebersamaan dengan masyarakat dan dengan sesama da’i menjadi “jauh”. Terpisah jarak karena ikhtiar menjaga protokol kesehatan. Karena secara sains, covid-19 itu ada dan menginfeksi. Pada situasi seperti inilah ukhuwah harus dikokohkan. Urgensi ukhuwah Islamiyah itu paling tidak bisa dijelaskan melalui beberapa keutamaan: pertama, ukhuwah menciptakan persatuan (wihdah); kedua, ukhuwah menciptakan kekuatan (quwwah); dan ketiga, ukhuwah menciptakan kasih sayang (mahabbah). Persatuan, kekuatan dan kasih sayang ini merupakan perkara yang amat vital pada saat ini. Beberapa ayat al-Qur’an seperti dalam surat Ali Imran ayat 103, al-Zukhruf ayat 67, al-Anfal ayat 63,…
-
Ilmu yang Bagaimana?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقاً يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْماً، سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيقاً إِلَى الجَنَّةِ “Barangsiapa meniti suatu jalan untuk mencari ilmu, Allah pasti memudahkan baginya jalan ke surga.” (HR. Muslim) Adapun yang dimaksud ilmu di sini adalah ilmu yang dapat mendekatkan seseorang kepada Allah ta’ala. Oleh karena itu, ilmu yang bermanfaat dan dapat mengantarkan ke surga adalah ilmu yang membuat pemiliknya semakin dekat dan takut kepada Allah ta’ala. Imam al-Ghazali berkata: واعلم أن علماً لا يبعدك اليوم عن المعاصي، ولا يحملك على الطاعة، لن يبعدك غداً عن نار جهنم “Ketahuilah bahwa ilmu yang tidak menjauhkanmu dari maksiat dan mendorongmu untuk beribadah pada hari ini,…
-
AKHIR HAYAT IMAM SYAFI’I
ويروى عن المزني، قال: دخلت على الشافعي رضي الله عنه في علته التي مات منها، فقلت له: كيف أصبحت؟ قال: أصبحت في الدنيا راحلا، وللإخوان مفارقا، ولكأس المنيّة شاربا، ولسوء عملي ملاقيا، وعلى الله واردا، فلا أدري: أروحي تصير إلى الجنة فأهنيها، أم إلى النار فأعزيها؟ ثم بكى Ketika Imam al-Syafi’i sedang sakit menjelang wafat, murid beliau al-Muzani datang menjenguknya lalu bertanya kepadanya, “Bagaimana keadaan Anda saat ini?”
-
PERJALANAN CINTA
Hal terpenting dalam mengkaji kitab ilmu hadits bukanlah selesainya membaca kitab, melainkan tumbuhnya rasa cinta, kerinduan, dan rasa penasaran. Cinta terhadap hadits Rasulullah, rindu meneladani perjalanan hidupnya, dan penasaran mengkaji lebih dalam ilmunya. Kalau tanpa cinta, al-Khathib al-Baghdadi tidak akan melakukan perjalanan heroik. Dalam kitabnya ar-Rihlah fi Thalab al-Hadits mengisahkan perjalanan panjang menuntut ilmu, mencari kebenaran. Menyusuri kota-kota yg berjauhan demi memastikan apakah benar itu sabda Rasulullah ﷺ.
-
RAMAI DALAM KESENDIRIAN
Salah seorang ulama besar di zaman dahulu adalah Abdullah Ibnul Mubarak رحمه الله تعالى. Beliau seorang ahli hadits terpercaya sekaligus seorang mujahid yang sering terjun ke medan pertempuran. Namun uniknya, beliau suka menyendiri di dalam rumah. Nu’aim bin Hammad bercerita: كَانَ ابْنُ المُبَارَكِ يُكثِرُ الجُلُوْسَ فِي بَيْتِهِ، فَقِيْلَ لَهُ: أَلاَ تَسْتَوحِشُ؟ فَقَالَ: كَيْفَ أَسْتَوحِشُ وَأَنَا مَعَ النَّبِيِّ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- وَأَصْحَابِهِ؟! Dahulu Ibnul Mubarak sering duduk menyendiri di dalam rumahnya. Lalu ada yang bertanya kepada beliau, “Tidakkah anda merasa kesepian?” Beliau menjawab, “Bagaimana saya merasa kesepian sedangkan saya bersama Nabi ﷺ dan para sahabatnya?” Ternyata dalam kesendirian beliau selalu mengkaji dan menelaah hadits-hadits Nabi ﷺ. Sumber: Imam Dzahabi, Siyar…
-
DELAPAN PELAJARAN HARI INI
Suatu hari, Syaqiq Al Balkhi berjumpa dengan Hatim. Syaqiq bertanya, “Kamu telah menyertaiku sekian lama, ilmu apa saja yang sudah kau dapatkan?” Hatim menjawab, “Aku mendapatkan delapan pelajaran: Pertama, aku perhatikan segala sesuatu di dunia ini. Aku mendapati bahwa setiap orang memiliki kekasih yang sangat dicintainya. Lalu ketika ia mati, ia pun harus rela berpisah dengan kekasihnya. Maka aku menjadikan segala amal shalehku sebagai kekasihku supaya ia tetap bersamaku nanti di alam kubur. Kedua, aku perhatikan firman Allah, “Dan orang yang menahan jiwanya dari hawa nafsu, maka surga adalah tempat kembalinya.” (QS. An Nazi’at:40) Maka aku berusaha dengan sungguh-sungguh melawan hawa nafsu agar aku tetap berada dalam ketaatan kepada Allah.
-
ADAB ADALAH PERHIASAN
Oleh: Yuana Ryan Tresna Pencarian dan penguasaan terhadap ilmu yang tidak didahului dengan adab akan melahirkan petaka. Masalah terbesar bagi para pelajar dan ahli ilmu yang miskin adab adalah hilangnya keberkahan, munculnya kesombongan dan lalai dari amanah mengemban ilmu. Ini adalah musibah. Hal ini pula yang disampaikan oleh Syaikh al-Zarnuji ra. dalam memulai kitabnya, Ta’lim al-Muta’allim, bahwa di zamannya banyak orang yang sungguh-sungguh belajar namun tidak mendapat hasil berupa kemanfaatan ilmu. Para ulama salaf shalih sangat memperhatikan pada masalah adab.[1] Mereka pun mengarahkan murid-muridnya mempelajari adab sebelum menggeluti suatu bidang ilmu dan menemukan berbagai macam khilaf (perbedaan pendapat) ulama. Imam Darul Hijrah, Imam Malik bin Anas ra. pernah menyatakan kepada seorang pemuda…