-
KITA MEMERLUKAN IJTIHAD ULAMA DAN PENGAMALAN FIKIH, BUKAN FIKIH ALTERNATIF
Ramai di pemberitaan bahwa menurut Menag RI, dunia membutuhkan fikih alternatif. Setelah saya mencermati maksud dari fikih alternatif bukanlah ijtihad pada perkara-perkara baru, melainkan menyesuaikan fikih Islam agar adaptif dengan perkembangan zaman. Menag Yaqut menyebut ada empat alasan yang mendasari pentingnya rekontekstualisasi ortodoksi Islam. Keempat alasan yang disampaikan tidak lebih dari sebuah ketundukan pada realitas, usaha menjunjung tinggi nilai yang dianggap nilai universal, menampilkan wajah baru Islam. Sebenarnya dunia tidak membutuhkan apa yang disebut dengan rekontekstualisasi ortodoksi Islam. Dunia justru membutuhkan ijtihad para ulama pada masalah baru yang muncul dan pengamalan produk ijtihad tersebut (fikih) secara sempurna. Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki Al Hasani rahimahullahu ta’ala dalam Syariatullah al-Khalidah…
-
IHYA
Pada hari ini (13/6), saya membacakan kitab Ihya’ulumiddin di sebuah keluarga besar. Saya katakan ini kitab berat. Biasanya dikaji pada level tertentu. Namun karena tetap minta ngaji kitab tsb, akhirnya saya kabulkan. Hari ini memasuki Bab Pertama, Keutamaan Ilmu. Pertanyaan yang sering kali muncul adalah bagaimana validitas hadits-hadits dalam kitab Ihya? Jawaban atas pertanyaan ini amat panjang. Sebenarnya para ulama Hadits kadang tidak satu kata dalam menilai Hadits. Dalam Hadits ‘Mencari ilmu itu wajib atas tiap Muslim’, imam al Iraqi dan imam al Zabidi menilainya lemah (dhaif), sedangkan imam al Muzani menilainya hasan dan imam al Suyuthi menilainya shahih li ghairihi. Hadits lain yang juga dinilai lemah adalah tentang anjuran…