Hadits

Kajian Hadits dan Ilmu Hadits

  • Hadits

    TEORI QATH’IYYAH AL-WURÛD WA AL-DILÂLAH DALAM SYARAH HADITS

    Oleh: Yuana Ryan Tresna Pendahuluan Qath’iyyah al-wurûd wa al-dilâlah[1] merupakan salah satu pertimbangan utama dalam berhujjah dan mengambil petunjuk dari Hadits. Suatu Hadits yang qath`iyy al-wurûd wa al-dilâlah wajib diterima dan diamalkan sesuai dengan makna tekstualnya. Kekuatan Hadits ini sejajar dengan Al-Quran yang qath`iyy dl-dilâlah. Sedangkan Hadits yang tidak mencapai tingkat qath`i, melainkan zhanniyy al-wurûdwa qath`iyy al-dilâlah, qath`iyy al-wurûd wa zhanniyy al-dilâlah, atau zhanniyy al-wurûd wa zhanniyy al-dilâlah tidak memiliki kekuatan tersebut sehingga diperlukan sejumlah pertimbangan untuk menerima atau mengamalkannya[2]. Dari aspek wurudnya seluruh ayat Al-Quran wajib diterima, tapi ayat yang zhanniyy al-dilâlah memerlukan ijtihad yang mendalam untuk mengungkap petunjuknya. Kaidah tersebut berangkat dari kajian ushul fiqh dalam masalah dilâlah yang membagi lafal menjadi dua, yaitu lafal yang jelas petunjuknya (wâdhih al-dilâlah) dan lafal yang…

  • Hadits

    MENJAWAB SYUBHAH HADITS “AJTAHIDU RA’YI”

    Oleh: Yuana Ryan Tresna Pendahuluan Perbincangan status hadits “ajtahidu ra’yi” Mu’adz bin Jabal bukanlah perkara baru. Jika ditelusur dalam kitab-kitab hadits, ushul fikih, dan fikih, perbincangan status hadits ini sudah sangatlah banyak mulai yang melemahkan sampai yang menggunakannya tanpa ada keraguan lagi. Mayoritas ahli hadits menyatakan status hadits ini dha’if. Namun mayoritas ulama ushul fikih dan fikih menerima hadits Mu’adz ini bahkan tanpa ada komentar terlalu dalam. Di sisi lain, keberadaan hadits tersebut sangat penting dalam mengisi khazanah pemikiran Islam. Hadits Mu’adz ini banyak digunakan sebagai dalil ijtihad. Hadits ini juga merupakan dasar kontruksi pemikiran turunan dari ijtihad. Dan hadits ini “terlanjur” diyakini keshahihannya oleh mayoritas ahli fikih kontemporer. Bahkan…