-
Mengembalikan Kebenaran pada Tempatnya
(Sebuah Pelajaran dari Para Ulama Jarh wa Ta’dil) . Dalam menilai seseorang, para ulama jarh wa ta’dil menyampaikan seperlunya sesuai dengan kewajiban yang Allah dan Rasul-Nya wajibkan pada mereka, yakni “mengembalikan kebenaran pada tempatnya”. Hal itu tidak dengan menghina dan mencerca atas yang bersangkutan. Bahkan para ulama jarh wa ta’dil seperti amirul mu’minin fil hadits al-Imam al-Bukhari, dll menggunakan bahasa yang sangat santun. . Mengapa demikian? Sekali lagi tujuan mereka para ulama –sebagaimana dijelaskan oleh al ‘Allamah al-Syaikh al-Muhaddits Abdul Aziz bin Siddiq al-Ghumari– adalah “mengembalikan kebenaran pada tempatnya..”, dan itu tidak mengharuskan kita menjadi tukang umpat, tukang cerca atau tukang persekusi. Itulah akhlak para ulama jarh wa ta’dil. .…
-
Da’i Menurut Standar Rawi Hadits
DOWNLOAD MATERI (PPT): >> Kriteria Penceramah Menurut Standar Rawi Hadits yang Maqbul
-
PENYEBUTAN “KHILAFAHISME” ADALAH PENISTAAN
Oleh Yuana Ryan Tresna Sekjen PDPI Hasto Kristianto membuat pernyataan kontroversial terkait isu “Khilafahisme”. Menurut Hasto, PDIP juga setuju penambahan ketentuan menimbang untuk menegaskan larangan terhadap ideologi yang bertentangan dengan Pancasila, seperti Marxisme – komunisme, Kapitalisme -Liberalisme, Radikalisme serta bertuk Khilafahisme. Artinya jika RUU HIP disetujui jadi Undang-undang, penyebar paham Marxisme-Komunisme, Kapitalisme-Liberalisme, Radikalisme dan Khilafahisme akan diburu dan ditangkap karena bertentangan dengan ideologi Pancasila.[1] Sesungguhnya pernyataan itu menggambarkan permusuhan nyata pada ajaran Islam yang sangat mulia, dan upaya menutupi masalah yang sebenarnya terjadi di negeri ini. Kesalahan Penggunaan Istilah dan Motif Menyerang Ajaran Islam Penggunaan istilah “khilafahisme” untuk menyebut sistem khilafah adalah bentuk penistaan terhadap ajaran Islam. Apalagi ketika Khilafah disetarakan dengan Marxisme-Komunisme dan Kapitalisme-Liberalisme yang pengembannya bisa diburu dan ditangkap. Khilafah adalah ajaran Islam.…
-
Download “Kedudukan, dan Pengujian Otentisitas dan Validitas Tarikh (Sejarah) Islam”
Download “Kedudukan, dan Pengujian Otentisitas dan Validitas Tarikh (Sejarah) Islam” Klik: Kedudukan dan Pengujian Otentisitas Sejarah (Tarikh) Islam #JKDN
-
Download Materi “Kedudukan Hadits tentang Jihad di Tengah Arus Moderasi Islam”
Download Materi: MEREVISI HADITS-HADITS JIHAD, BERANIKAH?
-
Download Materi ”POLITIK DINASTI MENURUT HADITS NABI”
Download Materi ”POLITIK DINASTI MENURUT HADITS NABI” >> POLITIK DINASTI MENURUT HADITS NABI <<
-
ARGUMENTASI MADZHAB SYAFI’I BAHWA SHALAT JUM’AT TIDAK GUGUR KARENA BERSAMAAN DENGAN HARI RAYA
Oleh: Yuana Ryan Tresna Perbedaan pendapat antara Imam-imam Madzhab dalam masalah ini, terletak pada aspek penggalian masing-masing pada hadits Nabi berikut: عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: قَدِ اجْتَمَعَ فِى يَوْمِكُمْ هَذَا عِيدَانِ فَمَنْ شَاءَ أَجْزَأَهُ مِنَ الْجُمُعَةِ وَإِنَّا مُجَمِّعُونَ. رواه أبو داود وَفِيْ رِوَايَةٍ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَرْقَم قَالَ: صَلَّى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْعِيدَ ثُمَّ رَخَّصَ فِى الْجُمُعَةِ فَقَالَ: مَنْ شَاءَ أَنْ يُصَلِّىَ فَلْيُصَلِّ. رواه الخمسة إلا الترمذي Maksud kedua hadits tersebut adalah: karena pada hari itu terjadi dua hari raya (Yaumul Jum’at dan Yaumul ‘Ied), maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mempersilahkan bagi orang-orang yang telah menunaikan shalat ‘Ied, jika…
-
APA YANG HARUS DILAKUKAN SAAT KERUSAKAN MAKIN MELUAS?
Download PPT Materi: APA YANG HARUS DILAKUKAN SAAT KERUSAKAN MAKIN MELUAS
-
TAJDID: PEMBAHARUAN ATAU MODERNISASI-MODERASI ISLAM?
(Kajian Hadits Nabi ﷺ tentang Tajdid) Oleh: Yuana Ryan Tresna Kampanye modernisasi dan moderasi Islam sudah diaruskan sejak lama baik di level global maupun di level lokal. Modernisasi pada akhirnya meninggalkan akar turats (peninggalan intelektual) Islam. Meninggalkan “rumah” lama dan membangun “rumah” baru. Moderasi Islam juga pada akhirnya bukan berbicara prinsip tawazun, tawasuth dan tasamuh secara tepat, tetapi mengarah pada liberalisasi pemikiran Islam. Modernisasi dan moderasi Islam hakikatnya adalah sesuatu di luar Islam. Di Indonesia, dalam ranah pendidikan, pemerintah bersemangat mengampanyekan moderasi Islam. Bahkan, konten-konten “radikal” dalam Pendidikan Agama Islam dihapus, direvisi atau di reposisi. Ajaran jihad dianggap menginspirasi terorisme. Harus ada tafsir ulang. Ajaran khilafah tidak lagi dalam rumpun…
-
PRESENTASI MATERI “AMBISI KEKUASAAN, NEPOTISME DAN NEGARA KORPORASI”
Berikut ini adalah presentasi materi “AMBISI KEKUASAAN, NEPOTISME DAN NEGARA KORPORASI” File Download: AMBISI KEKUASAAN, NEPOTISME DAN NEGARA KORPORASI